KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah “Islam dan Globalisasi” ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu saya selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Penulis
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai globalisasi terhadap Agama Islam dikalangan Mahasiswa dan semoga
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya.
Penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................... 3
A.
Latar Belakang
Masalah........................................................................................ 3
B.
Rumusan Maslah......................................................................................... 4
C.
Tujuan......................................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................... 5
A.
Islam dan
Globalisasi.................................................................................. 5
B.
Pengaruh Era
Globalisasi............................................................................ 8
C.
Pedoman Hidup umat
Islam .................................................................... 11
PENUTUP
...........................................................................................................13
A.
Kesimpulan
..............................................................................................
13
B.
Saran ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Era
globalisasi ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi,
transportasi dan informasi yang sedemikian cepat (Yusuf Al-Qardhawi ; 2001)
Kemajuan di bidang ini membuat segala kejadian di negeri yang jauh bahkan di
benua yang lain dapat kita ketahui saat itu juga, sementara jarak tempuh yang
sedemikian jauh dapat dijangkau dalam waktu yang singkat sehingga dunia ini menjadi
seperti sebuah kampung yang kecil, segala sesuatu yang terjadi bisa diketahui
dan tempat tertentu bisa dicapai dalam waktu yang amat singkat.
Semakin
cepat perubahan yang kita rasakan sekarang ini, mengakibatkan kita lupa akan
kejadian penting yang pernah terjadi pada masa lalu. Dimasa ketika kedatangan
agama Islam diberbagai belahan dunia yang secara berangsur-angsur dapat
diterima dan mendapatkan pengikut yang sangat banyak di dunia pada saat
sekarang ini.
Disamping itu, islam dalam menyikapi
globalisasi adalah sebuah keniscayaan,
karena Islam sendiri adalah agama rahmatal lil alamiin (solihun fii kulli zaman
wal makan).
Relevansi globalisasi dengan ajaran Islam terdapat pada aspek-aspek berikut:
Islam dan
pembangunan sumber daya manusia, Islam dan globalisasi pendidikan, Islam dan
modernisasi.
Nilai-nilai kebudayaan lokal dengan kebebasan-kebebasan berekspresi. Proses
integrasi masyarakat ke suatu tatanan global yang dianggap tidak terelakkan
telah menciptakan suatu jaringan komunikasi internasional yang luas dengan
batas-batas yang tidak jelas bahkan tidak berbatas. Kecenderungan globalisasi ini telah melanda hampir semua aspek
kehidupan, mulai dari ekonomi, teknologi, kebudayaan, pendidikan, hingga agama.
B. Rumusann Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang
diatas adalah :
1.
Bagaimana kondisi islam dan
globalisasi?
2.
Bagaimana pengaruh era
globalisasi dalam kehidupan masyarakat?
3.
Apa saja pedoman hidup umat
islam dalam menghadapi globalisasi?
C. Tujuan
1.
Mengetahui kondisi Islam dan
globalisasi
2.
Mengetahui pengaruh era
globalisasi dalam kehidupan masyarakat
3.
Mengetahi pedoman didup umat
islam dalam menghadapi globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam dan Globalisasi
Globalisasi sebagai proses sejarah
sekaligus sebuah tren ekonomi telah memberi pengaruh yang signifikan terhadap
struktur sosial dan tingkat kesejahteraan manusia. Ada pengaruh yang bersifat
positif, seperti tersedianya informasi yang mudah diakses secara cepat, masif,
dan ekonomis serta terjalinnya kehidupan manusia berkat tersedianya jaringan
komunikasi dan transaksi global.
Namun, ada pula pengaruh yang bersifat
negatif, seperti persaingan sosial, budaya, agama, politik, dan bisnis.
Menguatnya sentimen antar suku, ras, agama, dan bangsa-bangsa di beberapa
tempat, serta melebarnya kesenjangan dan ketimpangan ekonomi antara yang kaya
dengan yang miskin. Begitu pula tengah terjadi kerusakan lingkungan alam akibat
eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam yang berlebihan, adalah pelbagai
dampak negatif dari proses sejarah dan pusaran ekonomi global yang sedang
berputar sekarang ini.
Globalisasi
melahirkan masyarakat polisentris yang multi-kultural dan multi-religius, suatu
istilah yang menunjuk pada rangkaian tersedianya ruang publik yang lapang bagi
keberadaan ragam identitas sosial seperti budaya, agama, ras, dan gender dalam
proses interaksi yang setara dan kooperatif. Dalam konteks ini, globalisasi
seolah membuka jalan bagi terciptanya keadilan, demokrasi, perdamaian,
integritas, persaudaraan, dan persahabatan di dalam perbedaan.
Globalisasi yang datang bersamaan
dengan kapitalisme ini telah membawa kekuatan baru yang menghapus otoritas
agama, politik, militer, dan sumber kekuatan lainnya. Karena kenyataannya
gerakan globalisasi ini telah membawa ideologi baru yang bertujuan agar semua
menjadi terbuka dan bebas menerima ideologi dan nilai-nilai kebudayan barat,
seperti hak asasi manusia, demokrasi, feminisme, liberalisme, sekularisme dan
pluralisme. Namun demikian, dibelahan dunia lain tengah terjadi resistensi
terhadap arus dan faham globalisasi, ditandai dengan tumbuhnya semangat dan
sikap tidak toleran, yakni munculnya berbagai komunitas primordial yang justru
mempertebal kesadaran subjektif universalistik dan eksklusifisme yang radikal.
Karena itu tidak jarang masyarakat mengalami konflik terbuka atas nama
identitas primordial seperti agama islam.
Di pihak lain, globalisasi dengan visi
multi-kultural dan multi-religiusnya adakalanya dianggap dapat mengancam
pelbagai identitas lokal dan primordial. Tidak sedikit orang yang mengalami
krisis identitas dan kehilangan orientasi nilai-nilai moral, etika, dan
spiritual. Dalam konteks ini muncul peluang bagi lahirnya gerakangerakan
keagamaan baru terbuka dengan lapang. Sistem kepercayaan dan komunitas iman
yang lama dapat ditanggalkan dan kemudian berpaling pada agama-agama modern
yang bersifat mistik personalistik atau sebaliknya rasionalistik materialistik.
Kedua kategori agama modern ini bersifat artifisial dan menjauhkan manusia dari
eksistensi dan transendensi dirinya. Menurut pernyataan ahli, David Ray Griffin
menyatakan bahwa globalisasi telah membuat kita terancam oleh bahaya kehilangan
banyak kualitas penting, dimana manusia dapat terlempar ke dalam kekosongan tak
bermakna dan menjadi makhluk asing bagi dirinya dan bagi lingkungannya. Pada kenyataannya
ternyata globalisasi tersebut tidak berlangsung hanya dari barat ke timur,
tetapi juga adanya pengaruh timur ke barat, namun tidak dapat dipungkiri bahwa
wilayah timur tempat dimana mayoritas muslim berdomisili merupakan korban
terbesar globalisasi. Sehingga terjadi perkembangan menarik di Timur Tengah sebagai
poros dunia Islam yang digambarkan oleh para analis barat.
Pada tanggal 28 Agustus hingga 4 September 1993 di kota Chicago
AS, komunitas agama sedunia pernah melaksanakan pertemuan Dewan Parlemen Agama-Agama
Dunia. Dengan jumlah peserta lebih dari 6.500 orang dari berbagai komunitas
agama dunia, pertemuan itu berhasil mendeklarasikan sebuah piagam yang disebut
“Declaration Toward a Global Ethic.” Dokumen ini merupakan sebuah konsensus
dasar (fundamental consensus) yang terkait dengan nilai-nilai yang mengikat,
standar-standar yang tidak dapat diganggu gugat, serta sikap dalam menghadapi
berbagai masalah dan ancaman global. Di dalam dokumen deklarasi tersebut komunitas
agama sedunia mendeklarasikan beberapa hal, yaitu :
1.
Kesadaran akan saling ketergantungan
antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungannya.
2.
Komitmen untuk menghormati
kehidupan dan martabat, individualitas dan keragaman, sehingga setiap orang
diperlakukan secara manusiawi dan setara tanpa kecuali.
3.
Panggilan untuk mengikatkan
diri pada budaya tanpa kekerasan, penghormatan, keadilan, dan perdamaian.
4.
Komitmen untuk berjuang bagi
terwujudnya sebuah tatanan sosial dan ekonomi yang adil, dimana setiap orang
mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih potensi yang optimal sebagai
manusia.
Dengan etika global tersebut diharapkan terjadinya perkembangan
ilmu pengetahuan yang bersanding dengan kebijakan, penerapan teknologi yang didasari
oleh kekuatan spiritual, kemajuan industri yang dibarengi dengan perlindungan
ekologi, dinamika demokrasi yang dilandasi moral, dan terciptanya masyarakat
multikultural religius dengan menjungjung semangat persaudaraan. Dengan
demikian globalisasi dan agama memang tidak dapat dipisahkan, baik secara
historis maupun ideologis, maka agama akan selalu ada di balik setiap proses
dan peristiwa sosial di era manapun termasuk di era globalisasi ini. Bahkan
disinyalir bahwa globalisasi adalah misi agama itu sendiri. Oleh sebab itu
adalah relevan membicarakan globalisasi dalam hubungan dengan agama sebagai
suatu keharusan untuk meminta pertanggungjawaban moral, etika dan spiritual
dari berbagai agama tentang ragam persoalan kemanusiaan dan lingkungan alam yang
terjadi dewasa ini. Tentunya dukungan harus terus diberikan terhadap
upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertemukan pelbagai pandangan keagamaan
sebagaimana yang ditempuh oleh Dewan Parlemen Agama - Agama Dunia, yaitu suatu
dialog antar dan lintas agama dalam skala global dalam rangka menemukan dan
menebarkan prinsip-prinsip moral, perdamaian dan kemanusiaan, sebagaimana
dirindukan oleh umat manusia yang masih berfikir waras secara keseluruhan.
B. Pengaruh Era Globalisasi
Globalisasi sendiri dalam peraturan masyarakat dunia telah menjadi
terma yang sangat populer dan sering digunakan untuk menggambarkan situasi
dunia yang sedang berkembang. Secara prinsip, globalisasi merupakan sebuah
proses ‘penyatuan’ dunia, yang secara perlahan, tetapi pasti mulai menghilangkan
sekat-sekat negara dan bangsa. Proses penyatuan ini melibatkan manusia,
informasi, perdagangan, dan modal. Derasnya arus informasi yang masuk lintas
benua telah menghilangkan halangan-halangan yang diakibatkan oleh batas-batas
dimensi ruang dan waktu. Oleh karenanya, suatu peristiwa yang terjadi di
belahan bumi akan segera bisa diketahui di belahan bumi lainnya. Kecenderungan
globalisasi ini telah melanda hampir semua aspek kehidupan, mulai dari ekonomi,
teknologi, kebudayaan, pendidikan, hingga agama. Berikut akan dibahas secara
singkat aspek-aspek yang terkena dampak era globalisasi :
1.
Aspek Ekonomi
Menurut John Naisbitt dan Patricia Aburdence menyatakan
globalisasi ekonomi dalam tiga pernyataan :
a)
kekuatan-kekuatan ekonomi
dunia telah melintas batas ikatan-ikatan nasional, mengakibatkan pada demokrasi
yang lebih, kebebasan yang lebih, kesempatan yang lebih, dan kesejahteraan yang
lebih besar,
b)
pada ekonomi global,
pertimbangan-pertimbangan ekonomi hampir selalu berkaitan dengan
pertimbangan-pertimbangan politis,
c)
pada ekonomi global,
presiden, perdana menteri, dan parlemen akan semakin tidak berguna.
Secara jelas, adanya globalisasi ekonomi ini ditandai oleh
semangat perdagangan bebas (free trade) lintas negara di dunia. Untuk
hal ini, umumnya telah dibuat kesepakatan-kesepakatan antarnegara yang menuju
arah tersebut. Di Eropa, misalnya, sejak tahun 1992 telahdiberlakukan mata uang
euro yang menandai mulainya era pasar bebas antar-12 negara Eropa. Demikian
juga di Amerika dan Kanada yang telah memulai hal yang sama pada tahun 1988.
2.
Aspek Teknologi
Kehidupan manusia di masa sekarang maupun yang akan datang, banyak
bergantung kepada teknologi. Era cyber banyak mengubah tatanan dan
struktur kehidupaan umat manusia. Hadirnya media internet dewasa ini telah
banyak memunculkan sisi-sisi kehidupan, yang barangkali tidak pernah ada dalam
bayangan orang pada satu abad yang lalu. Kemajuan teknologi membawa perubahan
yang drastis pada sektor industri dan sistem ekonomi.
3.
Aspek Budaya
Kebudayaan merupakan cara hidup keseharian manusia dalam sebuah
masyarakat atau organisasi. Pada zaman dulu, manusia dalam sebuah komunitas masyarakat
bisa berperang karena mempertahankan kebudayaan hidup mereka yang dicemari oleh
pihak lain. Saat ini, pola pikir dan cara hidup manusia sudah banyak berubah
dan menuju globalisasi. Ada beberapa kategori kebudayaan di dunia ini yang
telah berada dalam bentuk globalisasi, yaitu makanan (food), pakaian (fashion),
film, musik dan hiburan, penerbitan, siaran televisi, dan bahasa.
4.
Aspek Pendidikan
Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris,
dan Australia, memang sengaja secara eksplisit memiliki bidang studi ‘global
education’. Isu pokok studi ini adalah memperkenalkan aspek budaya
bangsa-bangsa lain di dunia pada siswa mereka. Di lihat dari tujuan pendidikan
nasional mereka, negara maju memang siap menghadapi gerakan globalisasi. Misalnya,
Amerika Serikat dalam dokumen America 200: An Education Strategy,
terdapat enam tujuan pendidikan nasional Amerika Serikat. Salah satunya bahwa
Amerika serikat memang ingin memiliki pengaruh secara global. Untuk mencapai
cita-cita itu, pendidikan Nasional diformulasikan sebagai:US student will be
first in the world in science and mathematics achievement. Globalisasi
dalam dunia pendidikan ini juga bisa dilihat dari banyaknya pelajar-pelajar
yang menekuni pendidikan secara lintas negara.
Dengan peningkatan intelektual yang tercerahkan oleh globalisasi,
bangsa Indonesia dapat terhindar dari merebaknya faham radikalismeekstrim yang
diimpor dari pusat negara-negara asalnya. Dengan patokan pendidikan religius
yang bersumber pada revealed knowledge, bangsa Indonesia akan lumpuh dalam
menghadapi persaingan global. Sebaliknya dengan berbekal sains dan teknologi
yang bersumber dari acquired knowledge, umat beragama Indonesia akan kehilangan
kontrol dalam mengimplementasikan sains dan teknologi. Memadukan antara
revealed knowledge dengan acquired knowledge secara total merupakan langkah
awal mengatasi problematik globalisasi yang dihadapi Indonesia.
Tantangan nyata dunia pendidikan tinggi dewasa ini khususnya bagi
kaum muda Indonesia adalah bagaimana mensenyawakan antara sains dan teknologi
yang bernafaskan sekuler dengan secret science and technology yang
bernafaskan spiritual keagamaan, yang selama ini masih terkesan berjalan
disharmoni, padahal secara metodologis keduanya tidak bertentangan. Jawaban
terhadap hal ini terpulang pada kemauan dan kemampuan tenaga pendidik Indonesia.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
disimpulkan, bahwa dampak globalisasi terhadap pendidikan adalah proses belajar
mengajar menjadi modern, Siswa dituntut berperan aktif dalam proses belajar
mengajar, penyampaian materi dengan bantuan komputer. adapun masalah masalah
pendidikan Islam di era globalisasi adalah sebagai berikut: kualitas pendidikan
yang masih minim, kurangnya Profesionalitas guru, terpengaruh kebudayaan
(alkulturasi) yang negatif, strategi pembelajaran masih monoton, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang disalah gunakan, krisis moral, krisis
kepribadian.
5.
Aspek Agama
Persoalan agama merupakan sesuatu yang tidak bisa diabaikan dalam
globalisasi karena semenjak masa renaissance peran agama secara bertahap
mulai dikebiri sehingga menjadi tuntutan pada setiap pemuka agama untuk bisa merelevankan
ajaran agamanya agar tetap bisa eksis dalam tatanan baru dunia global.
Kehidupan beragama yang eksklusif dan tidak toleran, dan masing-masing agama, bersiap
untuk menawarkan sesuatu yang berarti dalam pembentukan tatanan kehidupan
global. Pengaruh globalisasi, tentunya tidak bisa dibatasi hanya pada persoalan
yang telah diangkat di atas, tetapi lebih dari itu, langkah pembahasannya
merambah hampir semua segi kehidupan. Sebagai umat beragama (Islam), kita harus
merespon problem yang muncul sebagai konsekuensi logis dari kehadiran
globalisasi dengan mendasarkan pada universalitas ajaran Islam. Oleh karenanya,
pemahaman bahwa Islam merupakan ajaran global adalah suatu keharusan.
C. Pedoman Hidup Umat Islam dalam Menghadapi Globalisasi
Dalam menghadapi, era globalisasi
sekarang, maka manusia khususnya umat islam, diharapkan memiliki bahkan
berpatokan pada pedoman hidup yang harusnya dipegang teguh untuk membatasi,
segala pengaruh globalisasi dilingkungannya. Menurut (Darban, 2009) Adapun pedoman
hidup manusia tersebut diantaranya :
1.
Umat Islam harus memperkuat Iman dan
juga harus memiliki Ilmu Pengetahuan yang luas, sehingga Ilmu dan Teknologi
yang tumbuh dan berkembang dilandasi oleh Iman yang kokoh, akan barokah dan
mamfaat bagi kehidupan peradaban manusia. Seperti tercantum dalam Al-Qur’an
yang artinya :
“Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan
di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu,” maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah
Mahateliti apa yang kamu kerjakan” ( Q.S. Al Mujadilah :
11 )
2.
Umat dapat mengamalkan konsep hidup
manusia. Konsep hidup manusia memiliki orientasi hidup yang jelas bahagia dunia
dan akhirat, selalu mengupayakan berbuat baik, dan bahagia sejahtera
didunianya, Bebuat kebaikan pada sesama manusia dengan amal sholehnya, dan
tidak membuat kerusakan dimuka bumi.
Seperti tercantum dalam Al-Qur’an yang artinya :
“Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Al Qoshos: 77)
3.
Memperkokoh Rumah Tangga Sakinah dengan
landasan Cinta Kasih Sayang, membangun masyarakat yang Marhammah-Qoryatan
Toyyibah ( tentram-damai ), berlandaskan Ta’awun atau gotong-royong. Kesemuanya
itu saling menjaga, agar jangan sampai dirinya, keluarganya, dan masyarakatnya,
terperosok dalam neraka. Seperti tercantum dalam Al-Qur’an yang artinya :
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang
diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
(Q.S. At Tahrim: 6)
4.
Memperkokoh Istiqomah Umat Islam pada
pengetahuan, pemahaman serta mengamalan ajaran Islam, sehingga benar-benar
Muttaqin (bertaqwa). Seperti tercantum dalam Al-Qur’an yang artinya:
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam.” (Q.S. Ali Imron: 102)
Maka,
dalam menghadapi era gobalisasi yang tidak bisa dihindarkan lagi, setiap umat
islam diharapkan tetap selalu berpegang teguh pada konsep kehidupan yang sudah
ditetapkan. Dengan menerapkan konsep ini,maka umat islam akan
tegar berani menghadapi arus Globalisasi,dan bahkan dapat tampil mahir menggunakan
Ilmu-Pengetahuan & Teknologi sebagai sarana dan prasarana perjuangan dakwah
Amar makruf nahi mungkar,sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan kehidupan umat
manusia di seluruh dunia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1)
Globalisasi dan agama memang
tidak dapat dipisahkan, baik secara historis maupun ideologis, maka agama akan
selalu ada di balik setiap proses dan peristiwa sosial di era manapun termasuk
di era globalisasi ini. Bahkan disinyalir bahwa globalisasi adalah misi agama
itu sendiri.
2) Kecenderungan globalisasi ini telah melanda hampir semua aspek
kehidupan, mulai dari ekonomi, teknologi, kebudayaan, pendidikan, hingga agama.
Dalam aspek ekonomi, adanya globalisasi ekonomi ini ditandai oleh semangat
perdagangan bebas (free trade) lintas negara di dunia. Untuk hal ini,
umumnya telah dibuat kesepakatan-kesepakatan antarnegara yang menuju arah
tersebut. Dalam aspek teknologi, kehidupan manusia di masa sekarang maupun yang
akan datang, banyak bergantung kepada teknologi. Era cyber banyak
mengubah tatanan dan struktur kehidupaan umat manusia. Dalam aspek budaya, ada
beberapa kategori kebudayaan di dunia ini yang telah berada dalam bentuk
globalisasi, yaitu makanan (food), pakaian (fashion), film, musik
dan hiburan, penerbitan, siaran televisi, dan bahasa. Dalam aspek pendidikan, dampak globalisasi terhadap pendidikan
adalah proses belajar mengajar menjadi modern, Siswa dituntut berperan aktif
dalam proses belajar mengajar, penyampaian materi dengan bantuan komputer.
Sedangkan dalam aspek agama, pemahaman bahwa Islam merupakan ajaran
global adalah suatu keharusan yang tidak bisa di tawar lagi.
3) Adapun pedoman hidup umat islam yang
harus menghadapi era globalisasi diantaranya adalah, umat
Islam harus memperkuat Iman dan juga harus memiliki Ilmu Pengetahuan yang luas,
dapat mengamalkan konsep hidup manusia, memperkokoh rumah tangga sakinah dengan
landasan cinta kasih sayang, dan memperkokoh Istiqomah Umat Islam pada
pengetahuan, pemahaman serta mengamalan ajaran Islam.
B. Saran
Hadirnya
era globalisasi memang sangat dibutuhkan dizaman era modern, bagi umat islam,
yang mengalami dampak secara langsung akan hadirnya globalisasi, di harapkan dapat
tetap memberi batasan-batasan konsep kehidupan berdasarkan Al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qardhawi, Yusuf, Islam dan
Globalisasi Dunia, terj. dari buku Al-Muslimun wa Al-Aulamah, Jakarta : Pustaka
Al-Kautsar, Cet. I, 2001.
Artikel H. Ahmad Adaby Darban, Drs.,SU.
Mengenai umat Islam dalam Era Globalisasi, (2009) diakses pada 28 November 2017
Kurtz, Lester, Gods in
the Global Village, (Pine Force Press California, 1995)
Latief, Dochak, Pembangunan
Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Globalisasi. (Surakarta: Muhammadiyah University
Press, 2003)
Mastuhu, Memberdayakan
Sistem Pendidikan Islam. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999).
1999).